Harianblora.com Mengucapkan Selamat Menjalankan Puasa Ramadan&Mengajak Warga Jaga Kesehatan&Memutus Penyebaran Corona

Latest News

Kabar bahagia! bagi Anda, mahasiswa, guru, dosen dan siapapun yang ingin menerbitkan buku mudah dan murah, silakan kirim naskah ke formacipress@gmail.com dan kunjungi www.formacipress.com

Sunday 22 May 2016

Dialoegue Cafe Bedah Buku Stop Pacaran Ayo Nikah

Suasana bedah  buku bertajuk “Stop Pacaran Ayo Nikah!” karya Hamidulloh Ibda, penulis asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah Sabtu sore (21/5/2016).
Pati, Harianblora.com –  Dialoegue Cafe Pati, Jalan P. Sudirman Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggelar bedah  buku bertajuk “Stop Pacaran Ayo Nikah!” karya Hamidulloh Ibda, penulis asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah Sabtu sore (21/5/2016).


Kegiatan yang dihadiri beberapa aktivis mahasiswa seperti aktivis PMII, dan juga HMI serta perwakilan pelajar guru dan beberapa jurnalis di Kabupaten Pati ini dihadiri langsung oleh Hamidulloh Ibda, penulis buku Stop Pacaran Ayo Nikah tersebut.


Dikatakan dia, ada beberapa terminologi kehancuran di dalam Alquran. "Jadi kalau dalam istilah Alquran, kata kehancuran itu ada empat terminologi. Pertama adalah jahiliyah, ini kasusnya adalah kasus akal, kasus intelektual. Kedua adalah fasad, yaitu kehancuran di bidang moral. Kemudian ketiga adalah dzulumat, yaitu zaman kegelapan dan kehancurannya sudah kompleks dan terakhir adalah kiamat yaitu kehancuran bumi dan isinya. Pertanyaannya kemudian, Indonesia saat ini dalam posisi yang mana? Nanti ada hubungannya dengan seks bebas dan pacaran," kata dia.


Atas dasar itu, ia menulis buku tersebut karena ia menilai kehancuran moral pemuda saat ini perlu dibenahi. Bahkan, mahasiswa Pascasarjana Unnes tersebut mengklaim, bahwa kondisi pacaran mau tidak mau akan mendestruksi pemuda di berbagai hal, mulai psikis, mental dan juga karakter serta finansial.


Dalam buku terbitan Lintang Rasi Aksara Books tersebut, mengajak para pelajar dan mahasiswa untuk meninggalkan budaya pacaran dan menyiapkan nikah jika sudah siap secara mental, fisik dan finansial serta umur.


Dijelaskan Ibda, Thomas Lickona dalam teorinya menjelaskan ada 10 tanda-tanda dari perilaku manusia yang menunjukan kehancuran negara ini, salah satunya adalah meningkatnya kekerasan di kalangan remaja dan semakin kaburnya pedoman moral.

“Seks saat ini juga menjadi objek yang rentan terjadi kalangan remaja, maka kalau belum siap pacaran, jangan dan tidak usah pacaran," tutur dia.


Pada akhir penjelasan, ia juga mengajak para peserta untuk mengkaji kembali makna, tujuan dan juga budaya pacaran di Indonesia.

"Pacaran atau tidak, sebenarnya itu kan keputusan pribadi. Maka ya itu soal pilihan, mau masuk surga atau neraka kan terserah Anda. Kita sudah punya pedoman Quran kok," beber dia.


Di sisi lain, Fatimah Az-zahra dosen STAI Pati selaku pembedah, membeberkan bahwa buku tersebut sangat memotivasi para pelajar dan mahasiswa. Sebab, dikatakan dia, saat ini degradasi moral pelajar terutama seks bebas sangat merajalela.


“Saya bangga ada warga Pati yang bisa menulis buku inspiratif seperti ini,” ungkap dia di hadapan puluhan mahasiswa STAI Pati dan STAIN Kudus serta tamu undangan dari berbagai kalangan yang hadir dalam kesempatan tersebut.


Sementara itu, Munawaroh, Ketua Organisasi KOHATI Cabang Kudus, pembedah kedua, juga menandaskan bahwa hadirnya buku tersebut mengajak para pemuda untuk memilih jalan yang halal. “Saya sangat mengapresiasi buku ini karya menurut saya mengangkat derajat perempuan,” ungkap dia.


Menurut mahasiswi STAIN Kudus tersebut, budaya pacaran di kalangan pemuda Islam sudah membudaya dan bahkan dilakukan oleh para santri. “Ini memang fenomena modern, namun buku ini mampu memprovokasi, memotivasi pemuda untuk berhenti pacaran jika tidak kuat menahan nafus. Penulis buku ini juga memberi solusi kalau tidak kuat menahan nafsu ya jangan pacaran, hentikan lalu menikahlah,” papar dia. (Red-HB99).

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Dialoegue Cafe Bedah Buku Stop Pacaran Ayo Nikah Rating: 5 Reviewed By: Harian Blora