Blora, Harianblora.com – Melestarikan Barongan Blora caranya ya
harus rajin nanggap. Kalau cinta Barongan Blora, ya harus rajin nanggap,
jangan sekadar ngomong-ngomong doang dan retorika belaka. Hal itu diungkapkan
peneliti seni Blora, Muhammad Harun. Selaku akademisi, ia sangat mengapresiasi
keberadaan grup barong Blora meskipun sampai tahun 2015 ini belum ada data
resmi dan valid.
Barongan Blora, kata dia, itu
bisa bertahan eksis kalau ada tanggapan dari masyarakat. “Dukungan Pemkab Blora
sudah bagus dengan digelarnya even tiap tahun tentang festival Barongan, namun
hal itu hanya momentum. Yang abadi justru tanggapan tiap hari, tiap minggu dan
tiap bulan dari masyarakat se Blora,” ujar dia, Sabtu (14/2/2015) sore.
Sebetulnya, kata dia, barongan
ini sudah menjadi ikon di Jawa Tengah. Namun hal itu harus dikenal, dipahami,
dan didalami warga Blora sendiri. “Kalau warga Blora ke luar kota, terus ditanya
soal barongan Blora tapi tidak tahu kan memalukan,” beber pria tersebut.
Kalau mau sekader nonton, lanjut
dia, bisa saja lewat youtube. “Tapi yang sangat bermanfaat ya aktif nanggap,
mulai dari acara nikahan, khitan, sedekah desa maupun acara syukuran,” tandas
pria yang bergelut di dunia seni itu.
Saya memang tidak pernah dan
tidak bisa main barongan apalagi membuat, beber dia, namun tiap saya
mengkhitankan anak, sudah tiga kali saya nanggap barongan Blora.
Maka dari itu, minimal harus cinta. “Ya, seneng wae itu sudah bagus, syukur-syukur mau nanggap. Pasalnya, kalau nanggap dan ada barongan pentas, itu sudah menjadi kampanye berjalan,” tukas dia.
Warga Blora harus sadar, ujarnya,
hanya Blora yang memiliki ratusan grup Barongan. “Bahkan hanya Blora yang
mengawali berkibarnya seni barong,” pungkas dia. (Red-HB13/Foto:
Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment