Sebenarnya, perpustakaannya sendiri sudah lama berdiri, ketika Pak Sus masih tinggal di Bekasi Jawa Barat. Buku-bukunya, sangat minim jumlahnya. Buku-buku dikumpulkan dari hasil membeli buku-buku bekas dari tukang loak pasar Senen dan Jatinegara dari sisa-sisa gaji sebagai guru swasta. Perpustakaan kemudian dipindah ke Blora. Setelah dipublikasikan media lokal oleh Diva, Suara Rakyat dan Suara Pantura, kemudian menjadi dikenal masyarakat luas. Akibarnya, Pak Sus mendapatkan banyak sumbangan buku-buku dari berbagai pihak. Lebih-lebih, setelah dipublikasikan koran-koran nasioal turut membantu seperti Suara Merdeka, Jawa Pos dan Kompas. Pak Sus sangat berterima kasih atas sumbangan mereka.
Mulai banyak Pengunjung
Di samping jumlah buku bertambah, pengunjung dan peminat baca juga bertambah. Tak hanya dari Blora saja, namun juga dari Semarang, Surabaya, Solo, Jogjakarta, Jakarta bahkan dari luar negeri seperti Belgia, Amerika, Australia, Timur Leste, Kepulauan Solomon dan sebagainya. Itu semua berkat nama Pram yang sudah mendunia. Perpustakaan yang terletak di pinggir barat kota Blora ini berada di alamat Jalan Sumbawa Nomor 40 Jetis, Blora.
Beberapa foto di PATABA |
Bangunan Perpustakaan PATABA Blora ini awalnya adalah dapur keluar Mastoer. Dapur tua yang luasnya hampir sama dengan lapangan badminton dan dibangun sekitar tahun 1925 ini sudah tua. Pernah rusak akibat gempa bumi tahun 1948 menjelang peristiwa Madiun. Beberapa kali, dapur ini beralih fungsi menjadi rumah kontrakan. Menjelang diperbaiki, pernah mau dijual dengan harga hanya Rp 1 juta. Sudah mau dibayar, namun gagal. Kemudian, diturunkan harganya hanya Rp 500.000 juga gagal. Akhirnya dibongkar. Dari kayu bekas dapur itu lah dibangun Perpustakaan PATABA yang dibiayai oleh Pram dan Pak Sus sebagai pelaksananya.
Tadinya, rencananya bukan untuk PATABA, namun untuk rumah tinggal adik Pram, yaitu Prawito. Namun dia menolak, karena ingin menempati rumah utama di mana ia merasa memiliki andil besar. PATABA Multifungsi Selain sebagai perpustakaan, PATABA juga digunakan multifungsi. Lahir pertama kali Lembaga Ekonomi Swadaya Masyarakat (LESM) dengan akta untuk membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif berupa pengembangan perkebunan jarak kepyar.
Di sisi lain, lahir juga lembaga kegiatan PASANG SURUT yang bergerak di bidang lingkungan dan budaya yang juga memiliki akta notaris. PATABA juga melakukan kegiatan menggambar buat anak-anak SD dan mereka diberikan piagam dari PATABA.
"Lukisan mereka kami pamerkan dalam acara seribu hari dan empat tahun meninggalnya Pram," tulis Pak Sus. Kegiatan lainnya adalah mencari pembaca paling rajin dan tekun bagi pengunjung perpustakaan. Untuk itu, PATABA juga menyediakan piagam dan kenang-kenangan. Kegiatan seperti itu, akan diusahakan Pak Sus minimun 1 tahun 2 kali dengan tema berbeda untuk pelajar seluruh Kabupaten Blora.
PATABA juga tercatat aktif dalam menggelar lomba-lomba mengarang untuk pelajar SMP dan SMA untuk pelajar seluruh Blora. Kemudian, juga disusul untuk lomba mengarang untuk umum pada tahap selanjutnya.
Menggagas Institut Pramoedya dan PATABA PRESS
Pak Sus, dengan beberapa teman sedang mengusahakan Institut Pramoedya yang segala sesuatunya sedang digodog bersama. Kegiatan lain yang sedang diusahakan dan sudah terbit adalah penerbitan buletin atau zine tentang Pram atau siapa saja, yang dianggap bermanfaat dengan nama PATABA PRESS. Di perpustakaan ini, ada anjuran menarik yaitu "BACALAH, BUKAN BAKARLAH". Di atasnya tertulis empat buku karya Pram, yaitu Cerita dari Blora, Panggil Aku Kartini Saja, Bumi Manusia dan Rumah Kaca.
Menurut Pak Sus, Perpustakaan PATABA Blora adalah perpustakaan eksperimen. Mungkin model perpustakaan satu-satunya di dunia ini. Kekurangannya tanpa katalog. Pengunjung dan peminjam bisa ambil sendiri. Buku disusun secara acak, seenaknya dan ngawur. Semua karena kurang tenaga. Jadinya perlu waktu lama. Pak Sus juga menjelaskan, orang yang haus, perpus menyediakan air minum.
Dengan berbagai keunikan yang dipunyai PATABA, itulah Pak Sus menduga bahwa PATABA akan terus hidup dengan visi dan misinya yang sederhana, turut memberikan sumbangan andil bagi usaha-usaha mencerdaskan bangsa yang dimulai dengan gemar membaca. Sejarah ini ditulis Soesilo Tour selaku Ketua PATABA pada 8 Juni 2010. PATABA selalu welcome, mampir dan mencobalah. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com/Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment