Rembang, Harianblora.com - Pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang hingga kini masih menjadi
polemik bagi warga Rembang, Blora, Pati dan umumnya Jawa Tengah.
Penolakan tidak datang dari aktivis dan LSM, namun juga para warga, petani, dan berbagai kalangan. Namun, pihak pabrik tetap meyakini, pabrik tersebut akan beroperasi pada tahun 2016 nanti.
Namun, dampak pembangunan tersebit juga pada kerusakan jalan. Tampak di sekitar Wisata Mantingan malah dijadikan area parkir truk-truk besar yang berada di tepi jalan raya.
Penolakan tidak datang dari aktivis dan LSM, namun juga para warga, petani, dan berbagai kalangan. Namun, pihak pabrik tetap meyakini, pabrik tersebut akan beroperasi pada tahun 2016 nanti.
Namun, dampak pembangunan tersebit juga pada kerusakan jalan. Tampak di sekitar Wisata Mantingan malah dijadikan area parkir truk-truk besar yang berada di tepi jalan raya.
"Sejak pabrik dibangun, truk-truk besar ya sliwar-sliwer
di sini, mengganggu warga," tutur Sariman (51) salah satu warga. Ia
mengaku, kondisi jalan yang menghubungkan Rembang-Blora tersebut semakin parah
sejak ada truk-truk besar yang beraktivitas di pabrik semen tersebut.
Selain mengganggu, katanya, polusi udara saat musim kemarau kemarin juga tidak membuat nyenyak warga. "Kalau tidak hujan biasanya bleduk tok," ujarnya saat ditemui Harianblora.com, Kamis (1/1/2014).
Selain mengganggu, katanya, polusi udara saat musim kemarau kemarin juga tidak membuat nyenyak warga. "Kalau tidak hujan biasanya bleduk tok," ujarnya saat ditemui Harianblora.com, Kamis (1/1/2014).
Ia berharap,
pemerintah segera menuntaskan polemik pendirian pabrik. "Kalau bisa
jalannya ya diperbaiki, tiap hari dilewati truk muatan berat ya pasti
rusak," pungkasnya. (Red-HB41/Foto: Harianblora.com).
Baca juga : Sopir Truk dari Bojonegoro Cepu Resahkan Warga Padangan
Baca juga : Sopir Truk dari Bojonegoro Cepu Resahkan Warga Padangan
0 comments:
Post a Comment