Harianblora.com Mengucapkan Selamat Menjalankan Puasa Ramadan&Mengajak Warga Jaga Kesehatan&Memutus Penyebaran Corona

Latest News

Kabar bahagia! bagi Anda, mahasiswa, guru, dosen dan siapapun yang ingin menerbitkan buku mudah dan murah, silakan kirim naskah ke formacipress@gmail.com dan kunjungi www.formacipress.com

Tuesday 16 December 2014

Kidung Hati Sang Pencinta (3)



Oleh Muhamad Khoirul Umam
Penulis adalah Lulusan S2 Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang.
Ditulis Minggu malam, tanggal 14 Desember 2014, pukul: 23: 04 WIB, di Negeri Cinta.

Malam semakin larut. Udara dingin menusuk kulit. Cengkerik-cengkerik Gangsir bernyanyi sambil memainkan melodi khasnya di samping rumah Kang Maman. Bahkan, kodok-kodok hijau gendut tak mau kalahnya, berdendang riang bersahut-sahutan di sekitar pohon Mangga Arumanis. Gebyar ramai jutaan bintang gemintang berpendar-pendar cahayanya, menghiasi petala langit biru yang bersemburat jingga.

Semakin berusaha untuk mengatupkan kelopak matanya beberapa kali, maka semakin sulitlah bagi Kang Maman untuk menuju ke dalam buaian alam mimpi yang indah. Segala upaya untuk tidur telah dilakukan seperti membaca buku novel yang tebalnya mencapai ratusan halaman hingga menulis beberapa artikel dan cerita pendek (cerpen) telah dilakukan, namun tampaknya sia-sia belaka.

Langkah berikutnya yang dilakukan: Kang Maman menuju ke kamarnya untuk mengambil buku teka-teki silang dan mengisi kolom-kolom mendatar dan menurun yang belum terisi secara penuh, sambil mendengarkan lagu campursari—di mana lirik-liriknya banyak diciptakan oleh Didi Kempot, sang maestro lagu jawa kenamaan—yang terdengar dari radio kunonya.

Tiba-tiba, Kang Maman teringat dengan sobat karibnya, Kang Jarno, yang berjarak berpuluh kilometer dari tempat kediamannya. Untuk mengatasi rasa suntuknya tersebut, jari-jarinya dengan lincahnya memencet nomer hape temannya—yang tinggal di daerah Karesidenan Surakarta, tepatnya di daerah sekitar Gunung Kemukus, Sragen.

O ya, Kang Jarno adalah seorang guru di kampungnya yang terbiasa menghadapi anak didiknya dengan sabar dan telaten. Kesabarannya emang telah teruji. Ya, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa—yang berperan sangat luarbiasa bagi maju-tidaknya sebuah negara.

Guru, bila ditilik dari akronimnya “digugu lan ditiru” emang sebuah predikat yang berat dan tidak mudah baginya untuk dijalani. Ia tidaklah hanya berlaku sebagai staf pengajar, namun juga harus memainkan lakon sebagai pendidik bagi muridnya untuk menjadi pribadi yang berkarakter kuat dengan kesantunan yang mengagumkan (beretika).

 “Assalamu ‘alaikum, Kang Jarno. Halo, apa kabarnya?” kata Kang Maman dengan suara jernihnya dengan intonasi dan aksen yang kuat, kental dengan jawa Medoknya.

“Wa ‘alaikum salam, Kang Maman. I’m fine, thanks….” ujar Kang Jarno.

What are you doing now?” tanya Kang Maman.

“Ni sedang ngoreksi hasil ujian murid-muridku yang kemarin telah usai menunaikan semester gasal. Kalo udah rampung, nilainya akan dimasukkan ke dalam raport siswa. Beginilah, salah satu resiko dan tugas guru selalu nglembur, hehehe,” kata Kang Jarno sambil tertawa renyah.
* * *

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Kang Maman merenungkan ucapan Kang Jarno dengan seksama. Pendidikan negeri ini emang selalu berkutat pada guru, murid dan sistem. Sistem pendidikan dengan kurikulum apapun selalu tergantung pada guru sebagai “dalang” untuk memainkan perannya sebaik mungkin.

Kurikulum 2013, atau bahkan kurikulum yang diperbarui tahun 2014, kalaulah guru tidak bisa mengadaptasi dan menyampaikannya kepada anak didiknya sebagus mungkin, maka akan jadi “muspro” dan tak berarti apa-apa.

Selanjutnya, Kang Maman mengambil secarik kertas putih kuarto dan menulis sepenggal lirik puisi:
Guru
Ingarso sung tuladha, peran dan lakonmu itu ya?
Harapmu tinggi: muridmu bisa berprestasi dalam bidang apapun juga
Tanpa bintang jasa yang tersemat di dada, namun peranmu sungguh luarbiasa
Siapapun berutang budi atas setiap huruf yang keluar dari mulutnya
Muridmu ingin: jadi selaksa makna dari dedikasimu yang tak terkira.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Kidung Hati Sang Pencinta (3) Rating: 5 Reviewed By: Harian Blora